Young On Top

YOTNC15: Antara Energi, Lingkungan, dan Anak Muda Menuju Indonesia yang Berdaya dan Berkelanjutan

YOTNC15: Antara Energi, Lingkungan, dan Anak Muda Menuju Indonesia yang Berdaya dan Berkelanjutan

Jakarta (19/7) – Lebih dari 5.000 anak muda dari berbagai penjuru Indonesia hadir di YOTNC 15, konferensi tahunan Young On Top yang digelar pada 19 Juli 2025 di Balai Kartini, Jakarta. Acara ini membuka ruang bagi anak muda untuk bertemu langsung dan belajar dari tokoh-tokoh inspiratif lintas sektor industri. Dalam salah satu sesi bertema “Energi & Lingkungan untuk Perubahan Berkelanjutan”, sejumlah pembicara seperti Arief Kurnia Risdianto, Satya Hangga Yudha Widya Putra, M. Bijaksana Junerosano, dan Nadine Chandrawinata turut hadir dalam acara,  membahas seputar energi dan lingkungan berdampak untuk kenyamanan bersama.

Arief Kurnia Risdianto yang merupakan Direktur Manajemen Risiko, PT Perusahaan Gas Negara Tbk) dan Satya Hangga Yudha Widya Putra seorang Tenaga Ahli Menteri ESDM)—memberikan perspektif yang mendalam tentang pentingnya transisi energi bersih dan manajemen risiko lingkungan di Indonesia.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan geografis yang kompleks. Oleh karena itu, PGN menjalankan manajemen risiko yang komprehensif, terutama untuk kegiatan seperti pengeboran lepas pantai, dengan prinsip HSE (Health, Safety, and Environment). Dua aspek utama, keamanan dan lingkungan selalu dijaga melalui sistem pelatihan yang baik, budaya keselamatan kerja, dan kepatuhan terhadap standar mutu Kementerian ESDM. Bekerja di sektor energi memerlukan keseimbangan antara eksplorasi dan perlindungan alam mencari “titik ekuilibrium” antara kebutuhan energi dan keberlanjutan lingkungan untuk keseimbangan.

YOTNC15: Antara Energi, Lingkungan, dan Anak Muda Menuju Indonesia yang Berdaya dan Berkelanjutan

Sementara itu, Satya Hangga menekankan bahwa transisi energi adalah prioritas utama Kementerian ESDM saat ini. Selain tetap mengelola sumber energi fosil seperti batu bara dan migas, pemerintah juga sedang mendorong penggunaan energi terbarukan sebagai bagian dari bauran energi nasional.

Salah satu isu lingkungan yang turut disorot adalah pengelolaan sampah,oleh M. Bijaksana Junerosano, Founder & CEO Waste4Change & Greeneration Indonesia pada YOTNC15 adalah Indonesia menghasilkan sekitar 175.000 ton per hari atau setara dengan 12 Candi Borobudur. Selain merusak lingkungan, sampah menghasilkan gas metana, yang memiliki dampak lebih kuat daripada karbon dioksida dalam memicu efek rumah kaca. Namun pada sisi lain, Gas metana juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Pemerintah sedang berunding tentang kemungkinan mengintegrasikan metana sebagai bagian dari bauran energi terbarukan, untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara dan memperluas sumber energi yang berkelanjutan atau wise energy

Pada sesi ini juga dihadari oleh Nadine Chandrawinata (Public Figure & Founder, Sea Soldier) yang menekankan pentingnya perubahan kebiasaan individu, terutama di kalangan generasi muda di ruangan YOTNC15, untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Ia menyampaikan bahwa pengurangan sampah harus dimulai dari diri sendiri, karena pada akhirnya setiap sampah yang kita buang di darat akan berakhir di laut—baik yang berasal dari daratan, perkotaan, maupun pegunungan.

Baca juga:

Menurut Nadine, pengendalian sampah di daratan adalah kunci utama untuk menjaga ekosistem laut. Hal ini dapat dimulai dari tindakan sederhana seperti meluangkan 10 menit untuk menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan agar kekayaan alam Indonesia bisa terjaga dan dikelola secara merata.

Ia menambahkan bahwa yang menjadi tantangan perubahan ini tidak cukup dengan hanya membawa tumbler atau kantong belanja sendiri. Output yang benar adalah terciptanya kenyamanan bersama dalam menjalani gaya hidup berkelanjutan. 

Lalu Arief menyampaikan bahwa dalam dunia kerja, tidak ada hasil yang instan. Meniti karier bukanlah sama seperti lari sprint, melainkan  lari maraton. Perjalanan panjang ini membutuhkan passion, konsistensi, dan semangat yang stabil sepanjang waktu.

Ia menegaskan bahwa meskipun banyak yang mengatakan “work smart than work hard”, realitanya kita tetap harus bekerja keras terlebih dahulu untuk memahami dan mendalami peran kita secara spesifik. Kegagalan adalah bagian dari proses, dan kunci keberhasilan adalah kemampuan untuk bangkit dengan cara baru setiap kali menghadapi rintangan.

M. Bijaksana Junerosano (Founder & CEO, Waste4Change & Greeneration Indonesia yang hadir pada sesi ini juga menambahkan bahwa sudah  memperluaskan #BerusahaBijaksana, Sano membagikan prinsip hidup yang ia pelajari yang dapat kita ingat dengan kata WISDOM:

W – Watak, Dimulai dari know yourself, mengenali siapa diri kita sebenarnya. Baik kekuatan maupun kelemahan sebagai fondasi untuk bertumbuh.

I – Impian, Menentukan tujuan akhir yang ingin dicapai, agar setiap langkah memiliki arah dan makna yang jelas.

S – Strategi, yaitu bagaimana membangun rencana taktis dan visioner sebagai jembatan antara impian dan pencapaian.

D – Didik Diri dengan angan pernah berhenti belajar. Terus asah pengetahuan, keterampilan, dan jangan malu bertanya untuk berkembang.

O – Otak dan Otot, Menyeimbangkan work smart dan work hard. 

M – Manajemen, dengan Mengelola waktu, energi, emosi, dan tim secara bijaksana agar pertumbuhan pribadi dan profesional bisa terjadi secara konsisten.

Melalui prinsip ini, Sano mengajak peserta untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran, belajar dari pengalaman, dan membangun dampak nyata dalam pengelolaan lingkungan, khususnya sampah.

Satya juga menekankan bahwa perjalanan hidup setiap orang berbeda, dan tidak ada satu jalur yang benar untuk semua orang. Yang terpenting adalah memiliki visi dan misi hidup, lalu menjalani proses yang selaras dengan visi tersebut. Ia percaya bahwa hal kecil bisa berdampak besar jika dilakukan secara konsisten.

Ia juga berpesan agar setiap individu berani jujur pada diri sendiri dan membangun kebiasaan yang baik. Disiplin dan konsistensi adalah kunci kesuksesan. Menurutnya, semua pencapaian butuh waktu dan usaha, namun dampaknya akan terasa dalam jangka panjang.

“Lebih baik menjadi orang yang kepo terhadap keinginan dan tujuan hidup, karena dari situlah kita membangun koneksi, keberanian menghadapi kritik, dan menemukan makna hidup. Yang penting adalah menikmati proses dan tetap hidup seimbang, serta mengenal diri sendiri agar tahu apa yang benar-benar diinginkan.”

Dengan semangat #MudaSukses, Young On Top berharap YOTNC 15 menjadi batu loncatan bagi anak muda Indonesia untuk melangkah lebih jauh dalam mewujudkan mimpinya. Informasi lebih lanjut tentang kegiatan Young On Top lainnya dapat diakses melalui website resmi youngontop.com dan Instagram @youngontop.

====================================

Media Kontak

Adinda Wulandari, Writer

brand@yotinspirasi.com

Essi Rosilawati, Editor

brand@yotinspirasi.com

Share the Post: