Jakarta (19/7) – Lebih dari 5.000 anak muda dari berbagai penjuru Indonesia hadir di YOTNC 15, konferensi tahunan Young On Top yang digelar pada 19 Juli 2025 di Balai Kartini, Jakarta. Acara ini membuka ruang bagi anak muda untuk bertemu langsung dan belajar dari tokoh-tokoh inspiratif lintas sektor industri. Dalam salah satu sesi bertemakan “Dari Belajar ke Bertumbuh: Saat UKM Merangkul Teknologi”, sejumlah pembicara seperti Juventia Vicky, Ryan Manafe, dan Irvin Hasaka Yuga membahas Edukasi dan Digitalisasi yang dilakukan oleh anak muda. Pada sesi ini, ketiga pembicara berfokus pada tantangan dan pencapaian dari masing-masing UMKM ketiga speaker tersebut. Berikut merupakan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan hal tersebut:
baca juga:
- YOTNC15: Antara Energi, Lingkungan, dan Anak Muda Menuju Indonesia yang Berdaya dan Berkelanjutan
- Dari Sampah hingga Gas Bersih: YOTNC 15 Bahas Masa Depan Energi Berkelanjutan
Pencapaian Apa yang Menjadi Sebuah Gebrakan bagi UMKM
Penjelasan ini membahas lebih detail perihal pencapaian di setiap UMKM pada ketiga speaker sebagai berikut:
- Juventia Vicky (CEO, Hactiv8): Hactiv8 merupakan salah satu technology academy yang menargetkan setiap mentee dari beginner menjadi individu yang siap kerja. Meskipun pada saat ini Hactiv8 mengalami sebuah tantangan dalam menumbuhkan talenta digital di tengah perkembangan teknologi yang pesat, Juventia mengungkapkan bahwa Hactiv8 memiliki sebuah bootcamp sebagai salah satu jawaban dari tantangan tersebut. Menurut dia, salah satu nilai kesuksesan ditentukan oleh value dari setiap kualitas dari bootcamp tersevut ditentukan oleh transparansi laporan setiap 6 bulan yang berisikan rata-rata gaji, pekerjaannya apa, berapa lama bekerja, dan di perusahaan bidang apa mereka bekerja. “Average time to hire is 45 days, after they graduate from the bootcamp and got the job with placement rate high from 80%,” imbuhnya ketika menerangkan pencapaian secara lebih detail.
- Ryan Manafe (Founder & CEO, Dagangan): Dagangan merupakan aplikasi sebagai jawaban dari sulitnya mencari barang dengan harga kompetitif dan produk yang layak pakai pada daerah Grabak, Purwokerto, Provinsi Jawa Tengah. Dari pernyataan tersebut, Ryan mengatakan bahwa sebanyak 75.000 warga desa di daerah tersebut merasa terbantu dengan layanan tersebut dan meningkatkan potensi distribusi hingga lebih dari 10.000. “Hal tersebut saling menguntungkan potensi penjualan dan pembelian antar kota dan desa, terutama dalam mendapatkan produk dengan harga terjangkau dan kualitas yang oke,“ ujarnya ketika menambahkan bukti dari pencapaian pada aplikasi tersebut.
- Irvin Hasaka Yuga (Founder, Irvins Salted Egg): Dalam 10 tahun pertama, Irvin mengatakan bahwa bisnisnya bermula dari salah satu restoran makanan laut di daerah Orchid, Singapura. Walaupun restoran tersebut berakhir tidak diperpanjang lagi, ia tetap berfokus dengan memberikan pemerintah kepada kokinya untuk meningkatkan kuantitas pada salah satu masakan yang berbahan telur asin, yakni berbahan keripik dengan salah satunya adalah fish skin dan potato chips di restoran untuk dijual ke sejumlah konsumen. Dari hasil tersebut, bisnis pun mengalami peningkatan omset sebesar 500x lipat setelah 5 tahun lamanya karena melihat sejumlah peluang penjualan pada masakan telor asin di berbagai tempat, seperti di restoran dan sektor snack. “Lihat kompetisi dari setiap peluang pada bisnis sehingga mendapatkan sebuah unique value dari hal tersebut,“ tambahannya ketika menegaskan pada salah satu standar kesuksesan dalam berbisnis.
Setelah pemaparan dari ketiga pembicara tersebut, Foundry Academy Awards dilakukan sebagai bentuk penghargaan untuk lulusan 12 orang terbaik dari Batch 2025 dalam membangun bisnis inovatif.
Dengan semangat #MudaSukses, Young On Top berharap YOTNC 15 menjadi batu loncatan bagi anak muda Indonesia untuk melangkah lebih jauh dalam mewujudkan mimpinya. Informasi lebih lanjut tentang kegiatan Young On Top lainnya dapat diakses melalui website resmi youngontop.com dan Instagram @youngontop.
====================================
Media Kontak
Rakha Anaqi Setyawan, Writer
Essi Rosilawati, Editor