Konsep Stoisisme Filosofi Teras – Stoisisme adalah filosofi kuno yang berasal dari Yunani, berkembang sekitar abad ke-3 SM. Inti dari ajaran ini adalah bagaimana manusia bisa hidup dengan tenang, nggak gampang terombang-ambing emosi, dan tetap fokus pada hal-hal yang bisa mereka kendalikan. Filosofi ini semakin populer berkat buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring, yang mengadaptasi konsep Stoisisme ke kehidupan modern.
Konsep Stoisisme dalam Filosofi Teras dan Relevansinya di Era Digital
Baca juga:
- Cara Menerapkan Stoisisme di Lingkungan Kerja
- 10 Pelajaran Berharga dari Buku Filosofi Teras yang Mengubah Hidup
Prinsip Dasar Stoisisme
Dalam Stoisisme, ada beberapa prinsip utama yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
- Dikotomi Kendali – Ada dua jenis hal dalam hidup: yang bisa kita kendalikan dan yang nggak bisa. Contoh, kita bisa mengendalikan cara berpikir dan bertindak, tapi nggak bisa mengontrol opini orang lain tentang kita.
- Amor Fati – Mencintai takdir. Apa pun yang terjadi dalam hidup, baik atau buruk, harus diterima dengan lapang dada dan dijadikan pembelajaran.
- Memento Mori – Mengingat kematian. Bukan berarti jadi pesimis, tapi supaya kita lebih menghargai waktu dan menjalani hidup dengan lebih bermakna.
- Kontrol Emosi – Belajar untuk nggak bereaksi berlebihan terhadap hal-hal di luar kendali kita.
Relevansi Stoisisme di Era Digital
Di era digital yang penuh distraksi dan tekanan sosial, konsep Stoisisme bisa jadi pegangan hidup supaya kita tetap tenang dan fokus. Ini beberapa contoh penerapannya:
1. Menghadapi Media Sosial dengan Bijak
Media sosial sering bikin orang terjebak dalam perbandingan sosial. Kita lihat kehidupan orang lain tampak sempurna, lalu merasa nggak cukup baik. Prinsip dikotomi kendali bisa diterapkan di sini: kita nggak bisa mengontrol apa yang diposting orang lain, tapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita meresponsnya.
2. Mengelola Overload Informasi
Internet bikin kita mudah mendapat informasi, tapi juga bisa bikin stres karena terlalu banyak berita negatif atau hoaks. Dalam Stoisisme, kita diajarkan untuk memilah informasi yang benar-benar berguna dan nggak gampang terpancing emosi oleh berita yang nggak relevan.
3. Menangani Kritik dan Hujatan Online
Di dunia digital, pasti ada aja komentar negatif atau kritik yang datang. Dengan prinsip Stoisisme, kita bisa belajar bahwa opini orang lain adalah di luar kendali kita. Yang penting adalah bagaimana kita merespons dengan bijak dan tetap tenang.
4. Tetap Fokus di Tengah Distraksi
Teknologi bikin kita gampang terdistraksi, entah itu notifikasi media sosial atau video yang nggak berhenti di-scroll. Prinsip Stoisisme bisa membantu kita untuk tetap disiplin dan memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting.
Kesimpulan
Stoisisme bukan cuma filosofi kuno, tapi juga panduan hidup yang masih relevan di era digital. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Stoisisme, kita bisa lebih tenang, lebih fokus, dan nggak gampang terpengaruh oleh hal-hal yang sebenarnya nggak penting. Jadi, yuk mulai menerapkan Stoisisme dalam kehidupan sehari-hari supaya hidup lebih damai dan bermakna!