Young On Top

9 Jurusan atau Stase Tersulit Saat Koas dan Cara Menghadapinya

9 Jurusan atau Stase Tersulit Saat Koas dan Cara Menghadapinya

Masa koas alias pendidikan profesi dokter emang jadi tahap paling menantang buat mahasiswa kedokteran. Setelah teori bertahun-tahun, sekarang waktunya praktik langsung di rumah sakit. Tapi, nggak semua stase itu “ringan”. Ada beberapa jurusan yang terkenal bikin stres bahkan sampai bikin koas begadang tiap hari. Yuk bahas 9 stase tersulit saat koas dan gimana cara ngadepinnya biar tetap waras!

Baca juga:

Jurusan atau Stase Tersulit Saat Koas dan Cara Menghadapinya

1. Stase Ilmu Penyakit Dalam (IPD)

Ini stase yang sering disebut “neraka kecil” buat koas. Pasiennya banyak, kasusnya rumit, dan dokternya perfeksionis. Kamu bakal dituntut buat ngerti banyak hal sekaligus — dari diagnosa sampai terapi.
Cara ngadepinnya: rajin belajar tiap hari sedikit-sedikit, jangan numpuk di akhir. Jangan ragu nanya ke residen atau teman, dan pastikan kamu istirahat cukup biar nggak tumbang.

2. Stase Bedah

Stase ini identik dengan jam kerja panjang dan fisik yang harus kuat. Kadang kamu baru pulang pagi setelah jaga malam.
Cara ngadepinnya: jaga stamina dan makan teratur. Latih kemampuan dasar kayak jahit luka dan pasang infus. Jangan lupa catat semua pengalaman operasi, bisa jadi bekal berharga nanti.

3. Stase Obstetri dan Ginekologi (Obgyn)

Obgyn nggak cuma soal melahirkan, tapi juga tanggung jawab besar terhadap dua nyawa sekaligus. Selain itu, jadwal jaga bisa super padat.
Cara ngadepinnya: kuasain dasar pemeriksaan kehamilan dan emergency obstetri. Jaga emosi dan belajar komunikasi sama pasien dengan empati tinggi.

4. Stase Anak (Pediatri)

Banyak koas ngerasa stase ini tricky karena anak kecil sering nggak bisa jelasin keluhannya. Butuh kesabaran ekstra.
Cara ngadepinnya: belajar observasi tanda-tanda klinis yang halus. Pahami cara ngomong yang bikin anak nyaman biar pemeriksaan jadi lebih lancar.

5. Stase Saraf (Neurologi)

Saraf itu penuh istilah dan pemeriksaannya detail banget. Satu salah aja bisa bikin diagnosis melenceng.
Cara ngadepinnya: biasain latihan pemeriksaan neurologis bareng teman. Catat setiap kasus menarik, dan jangan lupa latihan interpretasi hasil CT atau MRI.

6. Stase Psikiatri

Mungkin nggak seberat bedah secara fisik, tapi stase ini butuh mental kuat. Kamu bakal sering denger kisah pasien dengan gangguan mental yang kadang menyentuh, kadang juga berat.
Cara ngadepinnya: pelajari cara komunikasi terapeutik, jaga batas profesional, dan jangan bawa beban pasien ke kehidupan pribadi.

7. Stase Forensik

Sering dianggap menakutkan karena harus berhadapan dengan jenazah dan kasus kriminal. Tapi ini juga stase yang bisa ngasih banyak pengalaman unik.
Cara ngadepinnya: fokus ke proses ilmiah dan jangan terlalu mikir hal mistis. Gunakan alat pelindung lengkap dan tetap profesional.

8. Stase THT-KL (Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala, dan Leher)

Kelihatannya simpel, tapi banyak prosedur kecil yang butuh ketelitian tinggi. Salah sedikit bisa fatal.
Cara ngadepinnya: rajin latihan dan jangan malas ikut tindakan. Tanyakan hal yang belum paham, karena dosen di stase ini biasanya senang kalau koasnya aktif.

9. Stase Anestesi

Kamu harus ngerti anatomi, farmakologi, dan reaksi tubuh terhadap obat bius. Fokus dan presisi jadi kunci di sini.
Cara ngadepinnya: pelajari protokol anestesi dan resusitasi. Perbanyak ikut tindakan bius ringan dulu sebelum ke kasus besar.

Koas itu emang penuh perjuangan, tapi juga masa paling berkesan. Setiap stase punya tantangan dan pelajarannya sendiri. Kuncinya cuma satu: jangan menyerah. Selalu belajar dari pengalaman, dukung teman seperjuangan, dan ingat kalau setiap malam panjang itu bakal terbayar saat kamu berhasil jadi dokter beneran.

Most Reading