Di tengah derasnya arus informasi dan banjir konten di media sosial, suara generasi muda juga ikut bersinar lewat panggung Young On Top National Conference (YOTNC) 15. Salah satunya datang dari Malaikha Dayanara, yang menekankan betapa pentingnya critical thinking atau kemampuan berpikir kritis buat menghadapi kompleksitas narasi di Indonesia.
Baca juga:
- Fadri Attamimi Ungkap Media Gak Lagi Bisa Ngatur Opini Publik di YOTNC 15
- 10 Olahan Nanas Khas dari Berbagai Negara yang Bikin Lidah Ketagihan
Media Digital: Laboratorium untuk Logika dan Empati
Menurut Malaikha, media digital saat ini adalah laboratorium terbaik buat mengasah logika dan empati. Meski konten lucu dan receh sering lebih gampang viral, dia percaya anak muda nggak boleh takut buat bikin narasi yang bermakna, autentik, dan punya dampak positif.
“Konten yang full research dan berbobot akan kalah dengan konten-konten yang lucu dan viral. Karena I have been there, tapi balik lagi gimana cara kita bikin konten yang berbobot. Audiens yang tepat juga akan mencari konten yang tepat dan berbobot,” ujarnya.
Tantangan Bikin Konten Berbobot
Malaikha juga ngasih insight kalau bikin konten berbobot itu memang nggak gampang. Perlu riset, kreativitas, dan strategi biar pesan yang kamu bawa nyampe ke audiens yang tepat. Walaupun konten viral itu penting buat exposure, punya konten yang berkualitas tetap jadi modal jangka panjang buat membangun kredibilitas.
Ajakan untuk Generasi Muda
Pesan ini jadi pengingat buat semua anak muda: jangan cuma jadi penikmat, tapi juga jadi pencipta narasi yang punya nilai. Apalagi di era digital kayak sekarang, siapa pun punya peluang buat bersuara dan membentuk opini publik.
Kalau kamu juga pengen terlibat bareng komunitas positif yang mendukung pengembangan diri dan memberi dampak nyata, yuk gabung jadi bagian dari YOTers. Cari tahu info lengkapnya di https://youngontop.com/yoters dan mulai langkah kamu untuk berkarya bareng anak muda inspiratif lainnya. 🚀