Kesalahan Business Model Canvas – Business Model Canvas (BMC) adalah alat sederhana namun sangat krusial untuk merancang bisnis yang solid sejak awal. Tapi sayangnya, masih banyak yang menyusunnya dengan cara yang keliru. Yuk, pelajari 10 kelalaian umum saat membuat BMC dan bagaimana cara menghindarinya!
10 Kesalahan Business Model Canvas
Baca Juga:
- 10 Contoh Business Model Canvas dari Brand Terkenal
- 10 Elemen Business Model Canvas yang Harus Kamu Pahami
1. Kesalahan Business Model Canvas: Terlalu Umum dan Tidak Spesifik
Banyak orang menulis elemen BMC dengan bahasa yang terlalu luas, seperti “semua orang” sebagai target pasar.
👉 Solusinya: Spesifikkan segmen pelangganmu. Contoh: “Mahasiswa yang tinggal di kost area Jakarta Selatan.”
2. Kesalahan Business Model Canvas: Mengabaikan Value Proposition yang Unik
Menganggap produk bagus saja sudah cukup, padahal pelanggan butuh alasan kenapa mereka harus memilih kamu.
👉 Solusinya: Pikirkan keunikan atau manfaat utama dari produkmu yang menjawab masalah pelanggan.
3. Kesalahan Business Model Canvas: Tidak Memvalidasi Ide dengan Data Nyata
Mengisi BMC berdasarkan asumsi tanpa riset atau validasi pasar.
👉 Solusinya: Lakukan survei, wawancara, atau uji coba kecil sebelum mengisi setiap elemen.
4. Melupakan Channel Distribusi
Channel sering dianggap sepele, padahal krusial untuk menjangkau pelanggan.
👉 Solusinya: Tentukan secara jelas jalur distribusi: media sosial, e-commerce, reseller, atau toko fisik?
5. Hubungan Pelanggan Tidak Jelas
Sering diisi dengan jawaban generik seperti “baik” atau “otomatis.”
👉 Solusinya: Tentukan bentuk interaksi spesifik: live chat, personal assistant, atau komunitas?
6. Revenue Streams Terlalu Mengambang
Hanya menuliskan “penjualan produk” tanpa strategi pendapatan lainnya.
👉 Solusinya: Jelaskan sumber pendapatan lain seperti langganan, iklan, atau upselling.
7. Biaya Tidak Dihitung dengan Teliti
Biaya operasional sering diabaikan atau diremehkan.
👉 Solusinya: Buat estimasi detail seperti biaya produksi, marketing, gaji, hingga langganan tools.
8. Tidak Punya Mitra Strategis
Mengerjakan semuanya sendiri tanpa berpikir soal kemitraan.
👉 Solusinya: Cari mitra yang bisa mempercepat atau mengefisienkan operasional.
9. Kurang Fokus di Aktivitas Utama
Terlalu banyak kegiatan tanpa fokus ke aktivitas inti.
👉 Solusinya: Identifikasi 2–3 aktivitas utama yang paling mendukung value proposition kamu.
10. Tidak Diupdate Secara Berkala
BMC bukan dokumen sekali jadi.
👉 Solusinya: Tinjau ulang BMC secara berkala, terutama setelah validasi pasar atau perubahan besar.
Jangan biarkan kesalahan kecil bikin bisnis impianmu gagal sebelum dimulai! Yuk, upgrade cara berpikirmu sebagai entrepreneur lewat program dan komunitas inspiratif dari YOT:
🎓 Ikuti join YOTLP – Young On Top buat belajar strategi dari para praktisi
🎤 Hadiri TIKET VIP YOTNC 15 – Young On Top dan temui langsung role model bisnis anak muda
🛍️ Dukung UMKM lokal di Store – Young On Top dengan belanja produk berkualitas buatan anak bangsa
Saatnya susun strategi bisnismu dengan lebih matang dan berdampak! 💼🚀