Mitos Picky Eater – Picky eater sering dianggap sebagai masalah remeh yang akan hilang sendiri. Padahal, banyak kesalahpahaman yang justru membuat orang tua salah langkah dalam menghadapi anak yang pilih-pilih makanan. Yuk, kita luruskan 10 mitos yang paling sering dipercaya!
10 Mitos Picky Eater
Baca Juga:
❌ 1. Mitos Picky Eater: “Itu Cuma Fase, Nanti Juga Hilang”
Memang benar beberapa anak melewati fase picky eating, tapi bukan berarti dibiarkan begitu saja. Tanpa pendekatan yang tepat, kebiasaan ini bisa terbawa hingga dewasa.
❌ 2. Mitos Picky Eater: “Kalau Lapar, Pasti Mau Makan Apa Saja”
Tidak selalu. Anak picky eater bisa menahan lapar daripada harus makan makanan yang tidak disukai. Ini bukan soal keras kepala, tapi soal sensitivitas.
❌ 3. Mitos Picky Eater: “Picky Eater Itu Manja”
Picky eater bukan berarti manja. Banyak anak yang picky karena alasan sensorik, pengalaman trauma makan, atau bahkan kondisi medis tertentu.
❌ 4. “Paksa Aja Biar Terbiasa”
Memaksa anak makan bisa menimbulkan trauma makan jangka panjang. Anak justru bisa makin menolak makanan tertentu karena pengalaman tidak menyenangkan.
❌ 5. “Anak Harus Makan Semua di Piringnya”
Memaksakan makan habis bisa mengganggu kemampuan anak mengenali rasa lapar dan kenyang. Fokuslah pada pengalaman makan yang positif, bukan kuantitas.
❌ 6. “Camilan Sehat Bisa Gantikan Makan Utama”
Camilan tidak bisa menggantikan nutrisi lengkap dari makanan utama. Jika anak hanya makan snack, kebutuhan gizinya bisa tidak tercukupi.
❌ 7. “Kalau Nggak Suka Sayur, Nggak Sehat”
Banyak sumber gizi bisa diganti. Yang penting, orang tua tetap kreatif dalam mengenalkan nutrisi dari berbagai jenis makanan.
❌ 8. “Harus Selalu Dicoba Sampai Anak Mau”
Tekanan berulang justru bisa memperburuk keadaan. Lebih baik kenalkan makanan baru secara santai, konsisten, dan tanpa tekanan.
❌ 9. “Picky Eater Itu Salah Orang Tua”
Bukan salah siapa-siapa. Setiap anak punya keunikan. Tugas orang tua adalah menyesuaikan pendekatan, bukan menyalahkan diri sendiri.
❌ 10. “Semua Anak Picky Harus ke Dokter”
Tidak semua perlu intervensi medis. Jika picky eating masih wajar dan tidak mengganggu pertumbuhan, pendekatan rumah tangga bisa cukup.
Ingin tahu lebih banyak cara kreatif dan edukatif menghadapi tantangan parenting? Yuk kunjungi join YOTLP – Young On Top untuk akses materi belajar yang seru, gabung dengan komunitas inspiratif di TIKET VIP YOTNC 15 – Young On Top, dan temukan produk bantu parenting cerdas di Store – Young On Top. Karena jadi orang tua yang tangguh juga perlu ilmu dan dukungan! 💡👨👩👧👦🍽️