Self-diagnosis alias mendiagnosis diri sendiri tanpa bantuan profesional medis emang makin umum sekarang. Apalagi dengan mudahnya akses informasi di internet, orang jadi gampang cari tahu soal gejala yang dirasain. Tapi hati-hati, karena self-diagnosis juga punya banyak risiko yang bisa bikin masalah kesehatan makin parah. Nah, berikut ini 10 risiko self-diagnosis yang harus banget kamu waspadai.
Baca juga:
- 7 Alasan Kenapa Self-Diagnosis Bisa Menyesatkan
- 7 Ciri Kalau Kamu Butuh Konsultasi Profesional, Bukan Self-Diagnosis
Risiko Self-Diagnosis yang Harus Kamu Waspadai
1. Salah Diagnosa
Ini risiko paling umum. Gejala yang mirip bisa jadi tanda penyakit yang beda banget. Misalnya, sakit kepala bisa karena stres, migrain, atau malah tumor. Salah diagnosa bisa bikin kamu ambil tindakan yang salah juga.
2. Konsumsi Obat yang Nggak Tepat
Karena yakin sama “hasil diagnosa” sendiri, kamu bisa aja minum obat sembarangan. Padahal, setiap obat punya efek samping dan dosis tertentu. Kalau salah minum, bisa-bisa malah ngerusak organ tubuh.
3. Melewatkan Penyakit Serius
Self-diagnosis bisa bikin kamu ngeremehin gejala. Padahal, bisa aja itu tanda penyakit serius kayak kanker, diabetes, atau gangguan jantung. Kalau nggak ditangani dari awal, risiko komplikasinya makin tinggi.
4. Menunda Pengobatan yang Sebenernya Perlu
Karena merasa udah tahu penyebabnya, kamu jadi mikir nggak perlu ke dokter. Akibatnya, pengobatan yang seharusnya segera dilakukan malah ketunda, dan kondisi bisa makin memburuk.
5. Meningkatkan Kecemasan
Ngebaca info medis di internet tanpa pemahaman yang bener bisa bikin kamu overthinking. Misalnya, kamu mikir cuma flu biasa tapi malah takut itu gejala penyakit berat. Ini bisa memicu anxiety atau stres berlebih.
6. Membuat Diagnosis dari Sumber yang Nggak Akurat
Nggak semua informasi kesehatan di internet itu bisa dipercaya. Banyak artikel yang nggak ditulis oleh tenaga medis profesional. Kalau kamu percaya mentah-mentah, risikonya gede banget.
7. Efek Domino pada Kesehatan Mental
Self-diagnosis bisa bikin kamu merasa terisolasi atau salah paham tentang kondisi mental sendiri. Banyak orang misalnya salah mengira dirinya depresi, padahal mungkin cuma burnout. Penanganannya jelas beda.
8. Menularkan Misinformasi ke Orang Lain
Kalau kamu yakin sama diagnosismu, bisa-bisa kamu nyebarin informasi itu ke orang lain. Ini bahaya banget kalau sampai jadi panutan atau saran buat orang sekitar tanpa dasar medis.
9. Menurunnya Kepercayaan pada Tenaga Medis
Kalau udah terbiasa self-diagnosis, kamu bisa jadi ragu sama pendapat dokter. Padahal, dokter punya ilmu dan pengalaman yang jauh lebih kredibel buat ngasih diagnosis yang tepat.
10. Resiko Ketergantungan ke Internet
Kebiasaan cari jawaban medis sendiri bisa bikin kamu terlalu bergantung sama Google. Akhirnya, setiap ada gejala kecil aja langsung dicari sendiri, bukannya konsultasi sama dokter.
Self-diagnosis emang kelihatan praktis, tapi ada banyak risiko yang bisa ngerugiin kesehatan kamu sendiri. Jangan gampang percaya sama informasi di internet tanpa klarifikasi dari ahli. Kalau kamu ngerasa nggak enak badan atau ada gejala yang nggak biasa, mending langsung konsultasi ke dokter ya. Kesehatan itu investasi jangka panjang, jangan asal nebak!