Kalau ngomongin jurusan Ilmu Komunikasi, pasti banyak banget stereotip yang beredar. Mulai dari yang lucu sampai yang bikin geleng kepala. Padahal, nggak semuanya benar, lho. Yuk, bahas satu-satu biar kamu yang anak Komunikasi (atau calon mahasiswa Komunikasi) nggak salah kaprah!
Baca juga:
- 8 Bidang Spesialisasi di Ilmu Komunikasi yang Bisa Kamu Pilih
- 10 Peluang Freelance Menarik Buat Anak Komunikasi
Stereotip Tentang Anak Komunikasi yang Nggak Selalu Benar
1. Anak Komunikasi Harus Ekstrovert
Ini salah satu stereotip paling sering banget muncul. Banyak yang mikir anak Komunikasi harus rame, supel, dan jago ngomong di depan umum. Padahal, banyak juga anak Komunikasi yang introvert tapi tetap keren di bidangnya — misalnya jago nulis naskah, desain komunikasi visual, atau analisis media.
2. Cuma Belajar Ngomong Aja
Nah, ini nih yang sering bikin salah paham. Anak Komunikasi nggak cuma belajar ngomong atau public speaking. Ada juga pelajaran tentang riset, media, jurnalistik, manajemen, branding, sampai teori komunikasi yang lumayan berat. Jadi, jangan remehkan, ya!
3. Kuliahnya Santai dan Gampang
Banyak yang bilang jurusan ini “nggak ada hitung-hitungannya” jadi pasti mudah. Padahal, tugasnya bisa numpuk banget! Dari bikin video, riset audiens, sampai presentasi yang butuh persiapan berhari-hari. Santai sih iya, tapi gampang? Nggak juga!
4. Anak Komunikasi Harus Selalu Update Gosip
Cuma karena sering ngulik media dan berita, bukan berarti anak Komunikasi hidupnya isinya gosip. Banyak dari mereka justru kritis dan bisa bedain mana informasi valid dan mana yang cuma clickbait.
5. Kerjanya Nanti Jadi Presenter atau Public Relations Doang
Ilmu Komunikasi itu luas banget! Lulusannya bisa kerja di bidang periklanan, content creator, media strategist, riset pasar, HR, bahkan dunia startup. Jadi, opsinya jauh lebih banyak dari sekadar “PR” atau “pembawa acara”.
6. Anak Komunikasi Pasti Jago Kamera dan Edit Video
Emang sih, ada mata kuliah yang berhubungan sama produksi media. Tapi bukan berarti semua anak Komunikasi otomatis jago kamera atau edit video. Ada yang lebih suka di bagian ide, konsep, atau analisis. Tiap orang punya keahlian uniknya masing-masing.
7. Harus Selalu Aktif di Organisasi dan Event
Nggak semua anak Komunikasi wajib ikut organisasi biar sukses. Banyak juga yang lebih fokus ke karya pribadi atau freelance project. Jadi, aktif di organisasi itu pilihan, bukan kewajiban.
8. Anak Komunikasi Cuma Bisa Ngomong, Nggak Bisa Kerja Teknis
Ini salah besar. Justru anak Komunikasi terbiasa kerja di lapangan, ngatur tim, dan mikir strategi. Mereka dilatih buat ngerti gimana caranya komunikasi efektif antar tim dan ngatur pesan biar nyampe ke target audiens dengan tepat.
Stereotip memang nggak bisa dihindarin, tapi penting buat tahu mana yang bener dan mana yang cuma asumsi. Anak Komunikasi itu beragam — ada yang suka tampil, ada yang suka di balik layar. Dan itu semua sama berharganya. Jadi, jangan langsung nge-judge, ya!