Realita Jadi Outsourcing – Kerja di perusahaan besar sering jadi impian banyak orang. Tapi gimana kalau statusnya outsourcing? Buat sebagian orang, kerja outsourcing di perusahaan bonafide bisa jadi batu loncatan, tapi realitanya nggak selalu seindah itu. Nah, biar kamu nggak kaget, ini dia 8 realita jadi outsourcing di perusahaan besar yang perlu kamu tahu.
Baca juga:
- 5 Fakta Soal Dunia Outsourcing yang Harus Diketahui Anak Muda
- Webinar “Pemuda Peduli Bumi”: Aksi Nyata untuk Lingkungan Berkelanjutan
Realita Jadi Outsourcing di Perusahaan Besar: Nggak Seindah yang Dibayangin
1. Gengsi Nama Perusahaan, Tapi Bukan Pegawai Tetap
Banyak orang bangga bisa kerja di perusahaan besar kayak bank, BUMN, atau perusahaan multinasional. Tapi kalau statusnya outsourcing, kadang kamu nggak diakui sebagai bagian dari “keluarga besar” perusahaan itu. Di ID card aja bisa beda sendiri, bahkan akses fasilitas kantor pun dibatasi.
2. Gaji Kadang Nggak Sesuai Beban Kerja
Jangan kaget kalau kamu ngerasa kerjaan kamu berat, tapi gaji yang diterima nggak sebanding. Karena kamu dibayar sama pihak ketiga (vendor outsourcing), bukan langsung dari perusahaan tempat kamu kerja. Kadang, selisihnya bisa lumayan jauh dibanding pegawai tetap yang ngerjain hal serupa.
3. Minim Tunjangan dan Fasilitas
Outsourcing biasanya nggak dapet fasilitas sekomplit pegawai tetap. Tunjangan kesehatan, uang makan, transport, atau bonus tahunan bisa jadi nggak masuk ke paket kamu. Bahkan, ada yang BPJS-nya pun sering telat didaftarin atau nggak dibayar rutin.
4. Kontrak Jangka Pendek, Nggak Pasti
Sebagian besar tenaga outsourcing dikontrak 6 bulan sampai 1 tahun, terus bisa diperpanjang… atau nggak sama sekali. Jadi kamu harus siap dengan ketidakpastian. Hari ini kerja, bulan depan bisa aja harus cari kerjaan baru lagi.
5. Susah Naik Jabatan
Peluang naik jabatan buat outsourcing itu kecil banget. Meskipun kamu kerja bagus, rajin, dan loyal, tapi jenjang karier biasanya cuma berlaku buat pegawai tetap. Jadi, kamu mungkin stuck di posisi itu aja bertahun-tahun.
6. Dianggap “Orang Luar”
Realitanya, kadang kamu bakal ngerasa jadi “orang luar” di tempat kerja. Pegawai tetap bisa ngumpul di ruang khusus, ikut training internal, atau outing kantor. Sedangkan kamu? Bisa jadi cuma jadi penonton.
7. Risiko Dipindah Tugas Tiba-tiba
Karena kamu kerja buat vendor, kamu bisa aja dipindahin ke perusahaan klien lain tanpa banyak negosiasi. Bahkan kadang nggak ada penjelasan detail kenapa kamu dipindah. Ini bisa ngaruh ke kenyamanan, lingkungan kerja, bahkan lokasi yang jauh dari rumah.
8. Jadi Ajang Uji Mental dan Kesabaran
Kerja sebagai outsourcing emang ngetes mental. Kamu harus kuat sama tekanan, status nggak pasti, dan perlakuan yang kadang beda. Tapi di sisi lain, ini juga bisa jadi ajang pembuktian diri. Banyak kok yang akhirnya diangkat jadi pegawai tetap karena kinerjanya keren.
Outsourcing Bukan Aib, Tapi Harus Realistis
Kerja outsourcing bukan berarti kamu gagal. Justru ini bisa jadi batu loncatan buat ngembangin skill, pengalaman, dan jaringan. Tapi, penting juga buat kamu realistis sama kondisi dan siap cari peluang yang lebih baik di masa depan.
Kalau kamu lagi kerja outsourcing sekarang, semangat terus ya! Terus asah kemampuan, jaga etos kerja, dan jangan takut ambil peluang baru. ✨