Fakta Sejarah Waisak – Setiap tahun, umat Buddha di seluruh dunia merayakan hari Waisak. Tapi tahu nggak sih, Waisak bukan cuma soal perayaan atau kumpul di candi Borobudur doang. Di balik suasana khidmat dan penuh kedamaian, ada sejarah panjang yang bikin momen ini makin bermakna.
Yuk, simak 7 fakta sejarah di balik perayaan Waisak yang mungkin belum kamu tahu!
Baca juga:
- 9 Nilai-Nilai Buddhis yang Bisa Kamu Terapkan di Kehidupan Sehari-hari
- 7 Buku yang Bikin Kamu Nyesel Kenapa Nggak Baca dari Dulu
Fakta Sejarah di Balik Perayaan Waisak yang Bikin Kamu Makin Paham Maknanya
1. Waisak Merayakan Tiga Peristiwa Penting Sekaligus
Waisak itu unik karena ngerangkum tiga momen penting dalam hidup Siddhartha Gautama, yaitu:
-
Kelahiran Pangeran Siddhartha di Taman Lumbini.
-
Pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya.
-
Wafatnya (Parinibbana) di Kusinara.
Tiga peristiwa ini jatuh di hari yang sama menurut kalender lunar, makanya dirayakan bersamaan dalam satu momen Waisak.
2. Asal Nama ‘Waisak’ dari Bahasa Pali
Nama “Waisak” atau “Vesak” berasal dari bahasa Pali, yaitu “Vesākha”. Ini adalah nama bulan dalam kalender lunar yang biasanya jatuh antara Mei dan Juni. Di Indonesia, Waisak jadi hari libur nasional dan dirayakan besar-besaran, terutama di Candi Borobudur.
3. Tradisi Waisak Udah Ada Sejak Zaman Raja Ashoka
Raja Ashoka dari India, yang hidup sekitar abad ke-3 SM, dikenal sebagai penyebar agama Buddha ke berbagai penjuru Asia. Beliau juga yang pertama kali menetapkan hari Waisak sebagai hari suci umat Buddha. Dari sinilah tradisi Waisak mulai menyebar ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.
4. Candi Borobudur Jadi Pusat Perayaan Waisak di Indonesia
Setiap tahun, ribuan umat Buddha dari dalam dan luar negeri datang ke Candi Borobudur buat merayakan Waisak. Ada prosesi jalan kaki dari Candi Mendut ke Borobudur, pelepasan lampion, dan meditasi bersama. Ini bukan cuma momen religius, tapi juga simbol persatuan dan perdamaian.
5. Ada Simbol Api Suci dan Air Berkah
Dua elemen penting dalam perayaan Waisak adalah Api Suci yang diambil dari Mrapen (Grobogan, Jawa Tengah) dan Air Berkah dari Umbul Jumprit (Temanggung). Keduanya dibawa ke Borobudur dan jadi bagian dari upacara utama. Api melambangkan penerangan batin, sedangkan air simbol kesucian.
6. Waisak Jadi Momen Introspeksi dan Penyebaran Cinta Kasih
Bukan cuma seremoni, Waisak juga ajak kamu buat refleksi diri, ningkatin kedamaian batin, dan sebar cinta kasih ke semua makhluk. Banyak umat Buddha juga melakukan dana (memberi), meditasi, dan pelepasan makhluk hidup sebagai bentuk welas asih.
7. Waisak Dirayakan Berbeda di Tiap Negara
Meski inti perayaannya sama, cara merayakan Waisak beda-beda di tiap negara. Di Thailand, ada festival lentera. Di Sri Lanka, ada parade Vesak Thorana. Di Indonesia, identik banget sama pelepasan lampion di Borobudur. Tapi semua punya satu tujuan: menyebarkan pesan damai dan kebajikan.
Waisak bukan cuma hari libur biasa. Di baliknya, ada sejarah panjang dan nilai-nilai luhur yang patut kita hargai, apapun latar belakang kepercayaan kamu. Jadi, kalau kamu ikut merayakan atau sekadar nonton dari jauh, semoga kamu bisa ngerasain vibes damainya ya.
Selamat Hari Raya Waisak buat kamu yang merayakan. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. 🌼