5 Peran Cak Imin dalam Memperjuangkan Hari Santri Nasional: Bukti Cinta pada Tradisi dan Bangsa – Tanggal 22 Oktober kini dikenal luas sebagai Hari Santri Nasional—hari penting yang menjadi simbol penghormatan terhadap perjuangan para santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa salah satu tokoh kunci di balik lahirnya Hari Santri ini adalah Muhaimin Iskandar, atau akrab disapa Cak Imin. Sebagai tokoh politik berlatar pesantren, Cak Imin melihat bahwa kontribusi santri terhadap bangsa terlalu besar untuk dilupakan. Ia memimpin gerakan agar negara memberikan pengakuan resmi terhadap jasa para ulama dan santri yang dulu turut mengobarkan semangat jihad melawan penjajah, terutama melalui Resolusi Jihad NU pada 22 Oktober 1945. Berikut adalah 5 peran penting Cak Imin dalam memperjuangkan Hari Santri Nasional:
Baca juga:
- 5 Kontribusi Cak Imin terhadap Dunia Pesantren dan Pendidikan Islam: Menyatukan Tradisi dan Masa Depan
- 5 Cak Imin dan Upaya Penguatan Moderasi Beragama di Indonesia: Menyatukan Umat, Menjaga Bangsa
5 Peran Cak Imin dalam Memperjuangkan Hari Santri Nasional: Bukti Cinta pada Tradisi dan Bangsa
1. Mengusulkan Secara Formal ke Pemerintah
Cak Imin menjadi salah satu tokoh pertama yang secara resmi mengusulkan kepada pemerintah agar tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Ia menyuarakan hal ini melalui forum-forum parlemen dan partai sejak awal 2010-an.
2. Membangun Dukungan Politik dan Sosial
Ia aktif menggalang dukungan dari berbagai organisasi, pesantren, dan partai lain agar ide ini mendapat legitimasi kuat. Cak Imin menjadikan isu Hari Santri bukan hanya agenda PKB, tapi juga agenda kebangsaan.
3. Menyuarakan Resolusi Jihad NU sebagai Landasan Sejarah
Cak Imin menegaskan bahwa Hari Santri bukan sekadar perayaan simbolik, tapi punya dasar sejarah kuat. Ia terus mengedukasi publik tentang peran santri dan ulama dalam mempertahankan NKRI pasca-Proklamasi.
4. Menjaga Narasi Islam Cinta Tanah Air
Dengan memperjuangkan Hari Santri, Cak Imin ingin memperkuat narasi bahwa menjadi santri bukan berarti apolitis, melainkan cinta tanah air adalah bagian dari iman.
5. Mendorong Santri untuk Aktif di Berbagai Sektor Bangsa
Hari Santri juga ia gunakan sebagai momentum untuk mendorong santri tidak hanya aktif di masjid dan pesantren, tapi juga di dunia akademik, ekonomi, seni, dan pemerintahan.