Young On Top

5 Mitos tentang Inner Child yang Perlu Kamu Ketahui

5 Mitos tentang Inner Child yang Perlu Kamu Ketahui

Mitos tentang Inner Child – Topik soal inner child makin sering dibahas, apalagi di media sosial. Tapi sayangnya, masih banyak orang yang salah paham soal konsep ini. Beberapa mitos bahkan bikin orang jadi ragu buat mulai proses penyembuhan dirinya. Nah, biar kamu nggak ikut-ikutan salah kaprah, yuk kenali 5 mitos tentang inner child yang perlu kamu ketahui!

Baca juga:

Mitos tentang Inner Child yang Perlu Kamu Ketahui

5 Mitos tentang Inner Child yang Perlu Kamu Ketahui

1. Mitos: Inner Child Itu Cuma Buat Orang yang Punya Trauma Besar

Faktanya, inner child ada di diri setiap orang, nggak peduli punya trauma besar atau nggak. Inner child itu bagian dari diri kita yang terbentuk sejak kecil, dan dia bisa menyimpan kenangan baik maupun buruk. Jadi meskipun masa kecilmu terlihat “normal”, bukan berarti inner child kamu nggak butuh perhatian, ya!

2. Mitos: Nggak Perlu Ngebahas Masa Lalu, Toh Udah Berlalu

Banyak yang mikir, “Ngapain sih ngebahas masa kecil? Kan udah lewat.” Padahal, luka yang nggak diproses dari kecil bisa muncul lagi dalam bentuk overthinking, emosi meledak-ledak, atau bahkan masalah relasi. Ngebahas masa lalu bukan berarti kamu nggak move on, tapi justru bentuk keberanian buat sembuh sepenuhnya.

3. Mitos: Inner Child Cuma Buat Perempuan yang Sensitif

Wah, ini mitos yang cukup bias. Inner child itu nggak kenal gender. Baik laki-laki maupun perempuan, semuanya punya sisi anak kecil dalam dirinya. Justru banyak laki-laki yang akhirnya sadar, mereka juga butuh healing setelah belajar mengenal inner child-nya sendiri.

4. Mitos: Proses Healing Inner Child Itu Ribet dan Harus ke Psikolog

Memang bantuan profesional itu penting, tapi healing nggak selalu harus ribet atau mahal. Kamu bisa mulai dari hal sederhana, kayak journaling, meditasi, ngobrol sama diri sendiri, atau membaca buku pengembangan diri. Yang penting konsisten dan niat buat mengenali serta menyembuhkan bagian dirimu yang dulu pernah terluka.

5. Mitos: Setelah Healing, Inner Child Nggak Akan Ganggu Lagi

Healing itu proses, bukan tujuan akhir. Kadang, luka lama bisa muncul lagi ketika kamu menghadapi situasi tertentu. Tapi jangan khawatir, itu tandanya kamu makin sadar dan peka sama dirimu sendiri. Inner child bukan musuh, dia justru bagian penting yang perlu kamu rawat sepanjang hidup.

Inner child bukan hal mistis atau lebay kayak yang sering dianggap sebagian orang. Mengenal dan menyembuhkan inner child bisa bikin kamu lebih bahagia, lebih paham sama diri sendiri, dan punya relasi yang lebih sehat. Jadi, jangan lagi percaya sama mitos tentang inner child, ya. Yuk mulai sayangi diri sendiri dari sekarang!

Share the Post: