5 Durian dalam Budaya dan Tradisi Masyarakat Asia Tenggara – Durian bukan cuma dikenal sebagai “raja buah” karena rasanya yang unik dan aromanya yang khas, tapi juga punya tempat istimewa dalam budaya dan tradisi masyarakat Asia Tenggara. Di beberapa negara, durian bahkan menjadi bagian dari identitas daerah dan simbol kebanggaan lokal. Yuk, kita kupas 5 peran durian dalam budaya dan tradisi yang jarang disadari!
Baca juga:
- 5 Pengaruh Musim terhadap Harga dan Kualitas Durian
- 5 Tips Menyimpan Durian agar Tetap Segar Lebih Lama
5 Durian dalam Budaya dan Tradisi Masyarakat Asia Tenggara
1. Simbol kemakmuran di Malaysia
Di Malaysia, durian sering dianggap simbol rezeki dan kemakmuran. Saat musim panen, keluarga dan tetangga akan berkumpul untuk menikmati durian bersama, sebagai bentuk syukur dan kebersamaan.
2. Bagian dari pesta panen di Thailand
Thailand punya festival durian, terutama di provinsi Chanthaburi. Acara ini bukan cuma jualan durian, tapi juga ada parade, lomba makan durian, dan pertunjukan budaya lokal yang bikin suasana meriah.
3. Oleh-oleh khas di Indonesia
Di banyak daerah di Indonesia, durian dijadikan dodol, lempok, atau tempoyak (fermentasi durian) untuk oleh-oleh khas. Tradisi ini memperkuat identitas kuliner daerah sekaligus menjaga resep turun-temurun.
4. Lambang status sosial di masa lalu
Dulu, di beberapa kerajaan Asia Tenggara, durian berkualitas tinggi hanya disajikan untuk bangsawan atau tamu kehormatan. Rasanya yang mewah membuatnya dianggap buah “kelas atas”.
5. Bahan dalam ritual adat tertentu
Di sebagian wilayah pedalaman Kalimantan dan Filipina, durian kadang dipakai dalam ritual adat sebagai persembahan untuk roh leluhur atau simbol kesuburan.