Young On Top

10 Perbedaan Etika Kerja antara Indonesia dan Tiongkok

10 Perbedaan Etika Kerja antara Indonesia dan Tiongkok

Punya rencana kerja sama sama orang Tiongkok atau mau kerja di perusahaan multinasional yang sering kolaborasi sama mereka? Nah, penting banget buat kamu ngerti gimana beda etika kerja di Indonesia sama di Tiongkok. Soalnya, cara kerja dan budaya profesionalnya bisa beda jauh. Kalau kamu paham perbedaannya, komunikasi dan kerja bareng jadi makin lancar.

Yuk, simak 10 perbedaan etika kerja antara Indonesia dan Tiongkok berikut ini!

Baca juga:

Perbedaan Etika Kerja antara Indonesia dan Tiongkok

10 Perbedaan Etika Kerja antara Indonesia dan Tiongkok

1. Waktu Adalah Segalanya vs Fleksibel

Di Tiongkok, waktu itu hal serius. Telat bisa dianggap nggak profesional. Mereka sangat menghargai ketepatan waktu. Sementara di Indonesia, waktu kadang masih dianggap fleksibel. Telat 5-10 menit masih sering dimaklumi, apalagi kalau ada alasan.

2. Kerja Tim vs Hierarki

Orang Tiongkok terbiasa kerja dalam tim dan mementingkan hasil kelompok. Di Indonesia, meskipun kerja tim juga penting, tapi struktur hierarki kadang bikin orang sungkan untuk inisiatif atau debat sama atasan.

3. Komunikasi Langsung vs Tidak Langsung

Orang Tiongkok cenderung lebih langsung dan tegas dalam komunikasi bisnis. Mereka lebih suka menyampaikan pendapat secara to the point. Di Indonesia, budaya sungkan bikin komunikasi lebih halus, sering kali dibalut bahasa yang sopan supaya nggak menyinggung.

4. Budaya Lembur

Di Tiongkok, lembur udah kayak budaya. Bahkan ada istilah “996” (kerja dari jam 9 pagi sampai 9 malam, 6 hari seminggu). Di Indonesia, lembur masih ada tapi nggak dianggap kewajiban, dan biasanya cuma saat ada deadline penting.

5. Menghormati Atasan

Di kedua negara, menghormati atasan itu penting. Tapi di Indonesia, hubungan antara bawahan dan atasan bisa sangat formal. Di Tiongkok, meskipun tetap hormat, bawahan kadang lebih bebas ngasih masukan selama itu sopan dan mendukung tim.

6. Etos Kerja Tinggi vs Keseimbangan Hidup

Pekerja di Tiongkok terkenal gigih dan kompetitif banget. Target tinggi jadi hal biasa. Di Indonesia, meskipun banyak yang rajin, keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi juga dianggap penting.

7. Negosiasi Bisnis

Orang Tiongkok cenderung keras dan penuh strategi saat negosiasi. Mereka bisa sangat detail soal angka dan term kerja sama. Di Indonesia, negosiasi bisa lebih cair dan banyak mempertimbangkan hubungan personal.

8. Pentingnya Muka (Face Culture)

Konsep “menjaga muka” atau face juga ada di dua budaya, tapi di Tiongkok jauh lebih kuat. Kritik di depan umum bisa dianggap mempermalukan. Di Indonesia, menjaga perasaan juga penting, tapi mungkin nggak sampai segitunya.

9. Bahasa Tubuh dan Isyarat

Di Tiongkok, bahasa tubuh bisa punya makna besar, termasuk cara berjabat tangan atau cara duduk dalam pertemuan. Di Indonesia, lebih santai, tapi tetap sopan. Kalau kamu kerja sama orang Tiongkok, hati-hati juga sama isyarat tangan yang mungkin beda artinya.

10. Budaya Makan dalam Bisnis

Makan bareng sering dipakai untuk membangun hubungan kerja di Tiongkok. Kadang negosiasi penting malah terjadi di meja makan. Di Indonesia, makan bareng juga penting, tapi nggak selalu jadi bagian formal dari proses bisnis.

Perbedaan etika kerja ini penting buat dipahami, apalagi kalau kamu mau sukses dalam dunia kerja global. Menyesuaikan diri bukan berarti kehilangan jati diri, tapi justru jadi bentuk profesionalisme dan rasa hormat terhadap budaya kerja orang lain.

Kalau kamu pengen lebih jago beradaptasi, ningkatin skill komunikasi, dan punya jiwa leadership yang kuat, kamu bisa banget ikutan Young On Top Leadership Program (YOTLP). Program ini nggak cuma buat ningkatin leadership, tapi juga soft skill yang dibutuhin di dunia kerja modern.

👉 Daftar sekarang di youngontop.com/joinyotlp dan siap jadi versi terbaik dari dirimu!

Share the Post: