Young On Top

10 Kesalahan Umum Saat Belajar Self-Acceptance

Kesalahan Self-Acceptance

Kesalahan Self-Acceptance – Belajar menerima diri sendiri adalah perjalanan yang indah, tapi juga penuh tantangan. Nggak sedikit yang terjebak dalam pola pikir atau kebiasaan yang justru menjauhkan dari self-acceptance yang sebenarnya. Yuk, kenali 10 kesalahan umum berikut ini dan cara menghindarinya!

10 Kesalahan Self-Acceptance

Baca Juga:

1. Kesalahan Self-Acceptance: Mengira Self-Acceptance Berarti Berhenti Bertumbuh

Kesalahan: Menganggap menerima diri = tidak perlu berkembang lagi.
Solusi: Penerimaan adalah fondasi agar pertumbuhan bisa terjadi dari tempat yang penuh kasih, bukan tekanan.

2. Kesalahan Self-Acceptance: Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Kesalahan: Terus-menerus menyalahkan diri atas kesalahan masa lalu.
Solusi: Ubah narasi menjadi, “Aku belajar dari hal itu,” bukan “Aku seharusnya tahu lebih baik.”

3. Kesalahan Self-Acceptance: Menyamakan Penerimaan Diri dengan Rasa Malas

Kesalahan: Merasa ‘boleh melakukan apa saja’ tanpa tanggung jawab.
Solusi: Penerimaan diri tetap butuh disiplin—bukan untuk menghukum, tapi untuk merawat.

4. Menghindari Emosi Negatif

Kesalahan: Mengira self-acceptance hanya tentang bahagia terus.
Solusi: Izinkan diri merasa sedih, marah, kecewa. Semua itu bagian dari pengalaman manusiawi.

5. Terjebak dalam Validasi Eksternal

Kesalahan: Hanya merasa ‘baik’ saat dipuji orang lain.
Solusi: Latih diri memberi validasi dari dalam: “Aku cukup, bahkan saat tidak ada yang melihat.”

6. Membandingkan Proses dengan Orang Lain

Kesalahan: Merasa gagal karena orang lain terlihat lebih cepat “pulih.”
Solusi: Setiap orang punya pace sendiri. Fokus ke langkah kecilmu hari ini.

7. Tidak Mengampuni Diri Sendiri

Kesalahan: Terus menghukum diri atas keputusan masa lalu.
Solusi: Maafkan dirimu seperti kamu memaafkan orang yang kamu sayangi.

8. Mencoba Menjadi Seseorang yang Bukan Diri Sendiri

Kesalahan: Menyesuaikan diri demi diterima lingkungan.
Solusi: Jadi versi paling jujur dari dirimu, walau belum sempurna.

9. Mengabaikan Kebutuhan Sendiri

Kesalahan: Mendahulukan orang lain terus-menerus sampai lupa diri.
Solusi: Self-acceptance juga berarti mendengar dan merawat kebutuhan pribadi.

10. Mengharapkan Proses yang Instan

Kesalahan: Ingin langsung “sembuh” atau “damai.”
Solusi: Terima bahwa ini proses jangka panjang—dan itu tidak apa-apa.

Belajar menerima diri memang tidak mudah, tapi bukan berarti mustahil. Kamu bisa mulai memperdalam proses ini lewat join YOTLP – Young On Top—tempat di mana kamu bisa berkembang bareng mentor dan komunitas suportif. Dan jangan lupa mampir ke Store – Young On Top untuk temukan produk yang bisa jadi pengingat bahwa kamu layak diterima, apa adanya. 💙

Share the Post: