Contoh Tone Deaf – Dalam dunia komunikasi publik, ucapan bisa menjadi senjata bermata dua. Jika tidak peka terhadap kondisi, pernyataan bisa dianggap tone deaf—tidak sensitif, tidak tepat waktu, dan berujung kontroversi. Berikut adalah pernyataan publik yang sering dinilai tone deaf oleh masyarakat.
10 Contoh Tone Deaf
Baca Juga:
- 10 Tips Menyimpan Makanan agar Kandungan Vitamin E Tidak Cepat Hilang
- 10 Fakta Menarik tentang Vitamin E yang Jarang Diketahui
1. Contoh Tone Deaf: Merayakan Keuntungan di Tengah PHK Massal
Ketika sebuah perusahaan mengumumkan laba besar, tapi di saat bersamaan memberhentikan ribuan karyawan, pernyataan positif itu berubah menjadi insensitif.
2. Contoh Tone Deaf: Selebriti Pamer Kemewahan Saat Krisis Ekonomi
Unggahan selebriti tentang liburan mewah atau belanja barang branded ketika banyak orang kesulitan ekonomi sering dianggap tidak berempati.
3. Contoh Tone Deaf: Politisi Mengabaikan Bencana Alam
Ucapan politisi yang meremehkan dampak bencana alam di daerah tertentu bisa memicu kemarahan publik.
4. Brand Menggunakan Isu Sosial untuk Promosi Dangkal
Beberapa brand pernah “menunggangi” isu sosial hanya demi iklan, tanpa kontribusi nyata. Publik menilai ini oportunis.
5. Pernyataan “Semua Baik-Baik Saja” Saat Krisis
Alih-alih memberikan solusi, ucapan yang menyepelekan krisis hanya memperburuk persepsi.
6. Selebriti Menyalahkan Korban
Ketika figur publik menyalahkan korban dalam kasus pelecehan atau kecelakaan, komentar itu langsung dinilai tone deaf.
7. CEO Bicara Produktivitas Saat Karyawan Burnout
Daripada mendukung kesejahteraan karyawan, komentar yang menuntut kerja lebih keras sering dianggap tak berperasaan.
8. Influencer Membandingkan Masalah Pribadi dengan Penderitaan Orang Lain
Unggahan seperti “aku juga merasa sulit, harus menunda liburan ke Eropa” saat banyak orang berjuang memenuhi kebutuhan dasar jelas memicu kritik.
9. Pernyataan Meremehkan Isu Lingkungan
Komentar publik figur yang menolak pentingnya perubahan iklim sering dianggap tak peduli masa depan generasi mendatang.
10. Menggunakan Kata-Kata Sarkastik di Situasi Serius
Humor yang tidak tepat, terutama di momen duka atau krisis, bisa dianggap tidak manusiawi.
Menghindari sikap tone deaf butuh empati, timing, dan pemahaman konteks sosial. Komunikasi publik yang bijak bukan hanya menjaga reputasi, tapi juga membangun kepercayaan.
✨ Ingin terus update dengan wawasan relevan dan inspiratif? Ikuti join YOTLP – Young On Top untuk mengasah kepemimpinanmu, dan temukan berbagai produk inspiratif hanya di Store – Young On Top!